Rabu, 19 Mei 2010

Hari Buruh Internasional, Pekerja Tuntut Reformasi Jaminan Sosial

Puluhan ribu pekerja bersama dengan sejumlah elemen kemasyarakatan dan kemahasiswaan dari DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat akan berunjuk rasa menuntut reformasi sistem jaminan sosial sambil merayakan Hari Buruh Internasional di Jakarta, Sabtu (1/5). Mereka menuntut pemerintah segera merealisasikan berbagai regulasi yang dibutuhkan untuk menjalankan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Sekretaris Jenderal Komite Aksi Jaminan Sosial Said Iqbal di Jakarta, Kamis (29/5) mengungkapkan, komite Aksi Jaminan Sosial yang beranggotakan 54 elemen serikat pekerja/serikat buruh, organisasi kemasyarakatan, dan kemahasiswaan akan mengorganisasi aksi damai itu di Istana Merdeka.

Bersamaan dengan aksi di Jakarta, ribuan pendukung Komite Aksi Jaminan Sosial juga akan berunjuk rasa dengan isu serupa di semua kota besar di Pulau Jawa. Sampai saat ini, Komite Aksi Jaminan Sosial sudah menerima surat dukungan dari puluhan anggota DPRD.

Selain menggalang dukungan dari 100 kabupaten/kota di 20 provinsi, Komite Aksi Jaminan Sosial juga akan mengumpulkan 25 juta tanda tangan dalam petisi rakyat untuk mendesak pemerintah. ”Kami juga telah mencetak 1 juta selebaran informasi tentang SJSN yang akan disebar dan setiap orang boleh menggandakan untuk disebar lagi kepada orang lain agar mereka paham kenapa isu ini penting bagi rakyat,” papar Iqbal.

Ketua Umum Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Metal Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Harjono menambahkan, aksi tersebut bertujuan menekan pemerintah agar lebih serius melindungi rakyat. Program Jamsostek baru melindungi 24 persen pekerja dan sisanya masih belum memiliki jaminan sosial.

Sementara itu, Juru Bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Boy Rafli Amar membenarkan bahwa sekitar 100.000 buruh akan turun ke jalan memperingati Hari Buruh pada 1 Mei di Jakarta. Jumlah organisasi massa termasuk organisasi buruh yang sudah memberi tahu polisi untuk mengadakan aksi bertambah dari sembilan organisasi menjadi 11 organisasi.

”Kami menyiapkan 15.000 petugas untuk mengawal aksi demo mulai dari titik berangkat, perjalanan, hingga tempat mereka menyampaikan orasi,” kata Boy seperti dikutip Kompas. Ditegaskan, polisi tak akan menghalangi para buruh dari sekitar Jakarta masuk Ibu Kota, tapi mereka diminta tetap tertib berlalu lintas dan saat beraksi.

Polisi memperkirakan, para buruh dari pinggir Jakarta akan masuk ke Jakarta menuju sasaran, Istana Negara, Istana Wapres, Gedung DPR, Kantor Jamsostek, Kantor Kementerian Tenaga Kerja, dan Bundaran Hotel Indonesia. Selain menjaga tempat-tempat itu, polisi secara khusus akan menjaga pabrik-pabrik yang pada tahun lalu kerap menjadi sasaran razia buruh untuk mengajak rekannya ikut berdemo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar