Rabu, 19 Mei 2010

Kewirausahaan Harus Jadi Karakter, Bukan Sebatas Keterampilan

Kewirausahaan atau entrepreneurship mestinya sudah tidak lagi diartikan sebatas keterampilan berbisnis. Lebih penting dari itu, kewirusahaan harus dimaknai sebagai sikap kreatif, inovatif, dan berani mengambil keputusan sehingga harus dijadikan sikap hidup bahkan karakter bangsa.

Demikian pokok pikiran yang terungkap dari pemikiran pengusaha yang juga tokoh pendidikan kewirausahaan Ciputra, Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama serta Deputi Mennegpora Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga Sudrajat Rasyid.

Para tokoh tersebut hadir dalam pembukaan Training of Trainers (TOT) Entrepreneurship yang dilaksanakan Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) di Jakarta, Senin (2/11/09).

”Dulu saya berpikir lewat pendidikan sudah cukup untuk membuat Indonesia makmur. Tapi, kenapa hingga sekarang tetap saja kita terbelakang? Ternyata tidak cukup menguasai ilmu yang umum saja. Bangsa ini butuh orang-orang yang sanggup mengubah kotoran menjadi emas. Itu ada dalam spirit kewirausahaan,” kata Ciputra.

Menurut Ciputra, kewirausahaan itu bisa diterapkan di semua bidang pekerjaan dan kehidupan. Kewirausahaan juga bisa mengatasi banyak persoalan bangsa, terutama kemiskinan dan pengangguran.

Jakob Oetama mengatakan, kewirausahaan bukan berhenti pada persoalan keahlian. ”Kewirausahaan mesti dikembangkan sebagai budaya dalam arti pembentukan sikap dan penanaman nilai-nilai hidup. ”Bangsa ini tidak butuh orang-orang yang hanya bisa ngomong saja, tapi butuh orang yang mau bekerja dan berbuat,” ujar dia.

Sudrajat Rasyid menggarisbawahi, semangat kewiarusahaan itu mesti bisa jadi karakter atau budaya semua anak bangsa. Karena itu, perlu rekayasa ulang dalam bentuk pendidikan, pelatihan, serta metode mengembangkan kewirausahaan.

Presiden UCEC Antonius Tanan berharap, para peserta dalam TOT Entrepreneurship bisa menjadi pengusaha dan menjadi pelatih pendidikan kewirausahaan.

Gayung pun bersambut. Secara terpisah, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, Depdiknas sedang menyusun kurikulum tentang kewirausahaan yang diharapkan selesai akhir Januari 2010 dan dapat dipraktikkan mulai tahun ajaran 2010/2011.

”Ini termasuk program 100 hari,” kata Nuh seusai rapat tingkat menteri hasil Rembuk Nasional 2009 di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

portalhr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar